Kalimat efektif adalah penyampaian informasi tertulis dengan susunan kata-kata yang dapat dipahami pembaca persis sesuai dengan gagasan yang dimaksud oleh penulis. Jika anda menulis sebuah kalimat seperti ini:
Kalimat tidak efektif:
Kemajuan yang cepat atau teroboson teknologi pertanian selama ini hanya terbatas pada padi lahan berigiasi dan jagung yang cocok bagi daerah irigasi dan iklim yang relatif basah, serta kelapa sawit dan ayam ras (hibrida).
Sumber Tidak efektif
Kemajuan yang cepat atau teroboson teknologi pertanian selama ini hanya terbatas pada padi lahan berigiasi, dan jagung yang cocok bagi daerah irigasi dan iklim yang relatif basah, serta kelapa sawit dan ayam ras (hibrida).
Kalimat Efektif:
Terobosan teknologi pertanian masih terbatas pada padi lahan irigasi, jagung daerah iklim basah, kelapa sawit dan ayam ras.
Kalimat Tidak efektif:
Merobah paradigma teknologi yang berlaku umum menjadi diversifikasi teknologi spesifik lokasi ekosistem secara konprehensif.
Kalimat Efektif
Merubah paradigma penerapan teknologi bersifat umum menjadi bersifat spesifik lokasi dan ekosistem.
Kalimat Tidak Efektif
Sumberdaya air secara umum sangat terbatas yang menuntut penerapan teknologi produksi yang hemat air. Dalam hal ini air sudah merupakan komoditas ekonomi yang ketersediannya terbatas karena permintaan terus meningkat sehingga secara relatif harganya akan semakin mahal. Secara umum terknologi tersebut meliputi indikator indeks kecukupan air, panen hujan, aliran permukaan, serta pemanfaatan lahan rawa lebak untuk padi sawah
Note: 1 paragraf, 6 baris dan 57 kata
Kalimat EfeKtif
Sumberdaya air, pada umumnya, tersedia terbatas, karena itu perlu diterapkan teknologi yang hemat air. Penerapan teknologi harus memperhatikan indeks kecukupan air, aliran air dipermukaan tanah dan kemungkinan memanfaatkan lahan rawa lebak.
Note: 1 paragraf, 4 baris dan 31 kata
Dengan beberapa contoh di atas, dapat dipahami apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Pertanyaannya adalah bagaimana membuiat kalimat efketif dari segi gaya bahasa dan dari segi jenis pembaca? Dari sisi gaya bahasa ada paling tidak delapan cara untuk mengekfektif kalimat sebagai berikut:
1.Setiap kalimat mengandung satu idea pokok.
2.Kompak
3.Berharkat
4.Paralelisme
5.Hemat
6.Variasi
7.Menggunakan EYD
8.Kata Pilihan
Satu Idea
Satu kalimat mengandung 1 idea. Satu kalimat yang mengandung dua atau lebih idea maka pemahaman pembaca akan berbeda-beda.
Kalimat tidak efektif:
Sumberdaya air secara umum sangat terbatas yang menuntut penerapan teknologi produksi yang hemat air.
Kalimat ini mengandung dua idea. Pertama, sumberdaya air terbatas dan kedua, teknoproduksi yang hemat air. Seharusnya dapat dibuat dalam satu kesatuan gagasan.
Kalimat Efektif:
Kita membutuhkan teknologi yang hemat air, karena persediaannya terbatas.
Kalimat tidak efektiF:
Contoh kalimat berikut memberikan makna ganda, tidak jelas mana yang dimaksud.
Keragaman curah hujan yang tinggi antara musim hujan dan kemarau akan berakibat pada masa tanam dan resiko yang ditimbulkannya seperti banjir dan kekeringan, pertumbuhan, produktivitas, dan sistem budaya.
Kalimat efektif:
Keadaan curah hujan akan mempengaruhi masa tanam, kekeringan dan kebanjiran yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pertumbuhan, produktivitas dan sistem budaya.
Kompak
Sebuah kalimat efektif harus mempunyai hubungan antara yang bertalian sehingga memberikan arti yang kompak. Terutama dalam hal menggunakan kata ganti dan pemakaian kata depan.
Kalimat Tidak Efektif
Pakan ternak masa depan hendaknya tidak kompetitif dengan bahan pangan manusia, pakan ternak harus menggandalkan lebih banyak menggunakan pengayaan limbah pertanian...
Kalimat Efektif
Kita harus mengusahakan pakan ternak masa depan yang tidak menggunakan bahan baku yang bersaing dengan kebutuhan manusia, tetapi lebih banyak menggunakan pengayaan limbah pertanian ...
Kalimat Tidak Efektif
Beberapa faktor penyebab mengapa Bulog mengimpor beras adalah a) adanya musim kemarau panjang, b )tingginya permintaan, c) tidak adanyaock beras dan sebagainya.
Kalimat Efektif
Bulog akan mengimpor beras jika terjadi musim kemarau panjang, permintaan beras naik dan persediaan beras rendah.
Kalimat Tidak Efektif
Jangan buang sampah di laut
Kalimat Efektif
Jangan buang sampah ke laut
Dalam menulis kalimat-kalimat yang kompak beraturan kita sering menghadapi pertanyaan bagaimana menghubungkan dua kalimat. Jika dua buah kalimat mempunyai satu idea pokok, maka kedua kalimat itu dapat dijadikan satu kalimat. Bagaimana cara menyatukan kedua kalimat tersebut tergantung pada bagaimana sifat hubungan kedua kalimat.
Hubungan antara dua kalimat dapat bersifat:
Bebas, maka dalam hal ini penggabungan kalimat dapat menggunakan kata-kata dan atau tetap digunakan dua kalimat.
Saling Bertentangan, dapat menggunakan kata tetapi, meskipun, sekalipun, ...
Saling melengkapi, dapat digunakan kata apalagi, lagi pula selain itu, ....
Perhatikan contoh paragraf berikut. Pararaf ini terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama menyatakan bahwa usaha ternak sapi dapat meningkatkan pendapatan petani, tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Kalimat kedua, menyatakan bahwa petani mempunyai lahan yang sempit sehingga pendapatannya rendah. Kalimat kedua sebenarnya menjelaskan atau menekankan mengapa petani tidak melakukan sesuatu yang harus mereka lakukan untuk meninkatkan pendapatan..
Kalimat Tidak Efektif
Usaha ternak sapi yang sebenarnya dapat mengangkat pendapatan rumah tangga hanya diusahakan sebagai sampingan. Sedangkan luas penguasaan lahan kering dan kebun oleh petani, baik di agroekosistem sawah irigasi maupun di agroekosistem sawah tadah hujan sangat sempit .
Kalimat efektif
Usaha ternak sapi sebenarnya mempunyai potensi sebagai sumber pendapatan uatama, apalagi petani hanya mempunyai lahan kering, kebun atau sawah yang sangat sempit.
Namun demikian penulis telah memperbaiki paragraf ini dengan paragraf baru yang tetap saja tidak efktif. Paragraf baru ini terdiri atas dua kalimat. Pada kalimat pertama terdapat penggunaan kata pengganti sempitnya dan pendapatannya yang tidak jelas menggantikan siapa. Kalimat kedua sebenarnya merupakan implikasi dari kalimat pertama oleh karena itu kedua kalimat ini lebih baik disatukan dengan menggunakan kata penyambung seperti karena itu .
"Relatif sempitnya penguasaan lahan merupakan salah satu faktor pembatas upaya peningkatan pendapatannya. Usahaternak sapi dengan model ITT dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui peningkatan produktivitas dan penurunan biaya"
"Petani tidak dapat menggantungkan pendapatan dengan pemilikan lahan yang sempit, oleh karena itu disarankan mereka mengusakan ternak sapi dengan model ITT."
Paragraf berikut sebenarnya merupakan lanjutan dari paragraf di atas. Paragraf ini terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama terdiri atas dua kalimat yang dihubungkan dengan kata tetapi. Namun, kita tidak melihat kalimat penghubung sebagai suatu hal yang bertentangan, lebih sesuai kalau kata tetapi diganti dengan dan. Kalimat kedua berfungsi menjelaskan tentang sumber daya.
Kalimat tidak efektif
Menurut O’Sullivan (1980), pemilikan lahan yang sempit merupakan masalah kritikal, tetapi yang lebih kritikal adalah terbatasnya sumberdaya untuk mengerjakan lahan. Sumberdaya bagi petani kecil untuk mengelola usahatani adalah tenaga buruh.
Kalimat efektif
Menurut O’Sullivan (1980), petani menghadapi masalah kritis yakni pemilikan lahan sempit dan kesulitan memperoleh tenaga buruh untuk mengerjakan lahan.
Kalimat Yang Hemat
Kalimat hemat adalah kalimat yang tidak boros dengan kata-kata tetapi juga bukan pelit menggunakan kata-kata. Perkataan hemat dapat diartikan efisien dan efektif. Berikut adalah contoh sebagian naskah review yang dikutip dari Anonym (2001) .
Dilihat dari sisi kebijaksanaan yang mengatur pengelolaan air irigasi, diawali dengan Inpres No. 1 tahun 1969 tentang Pengelolaan Pengairan yang secara tegas menyatakan bahwa Pemerintah Daerah dan Instansi terkait harus menyelenggarakan dan mengembangkan pengelolaan irigasi untuk budidaya pertanian yang menyangkut pemberian air untuk tanaman, penyusunan pola tanam dan terintegrasi pemberian input-input lain.
Produk hukum tertinggi dalam hal ini adalah UU No. 11 Tahun 1974 tentang pengairan yang menyebutkan bahwa negara berwenang dalam tata penggunaan air dan sumberdaya air lainnya, baik pemanfaatan maupun perlindungannya.
Kebijaksanaan ini didukung oleh peraturan pemerintah No. 22 Tahun 1982 yang memuat kebijaksanaan untuk mengatur pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan pengawasannya. Dengan dikeluarkannya Inpres No. 2 tahun 1984 yang pada dasarnya memberikan arah kepada seluruh instansi terkait dalam membimbing organisasi petani dalam menggunakan air irigasi yang ada untuk pengembangan usaha pertanian, khususnya padi.
Selanjutnya kebijakan tersebut dijabarkan dalam bentuk Permendagri No. 12 Tahun 1992 tentang pembentukan organisasi petani yang menangani pengelolaan air irigasi yang selanjutnya disebut Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Maka sejak pertengahan tahun 1980-an, mulailah pemerintah pusat dengan gencar menyusun strategi membentuk organisasi petani yang diharapkan dapat membantu mengelola jaringan irigasi yang telah dibangun, bahkan sejumlah jaringan irigasi kecil (di bawah 500 ha) telah diserahkan pengelolaannya ke petani melalui Program Penyerahan Irigasi Kecil (PIK).
Catatan: 204 kata, 26 baris, 6 kalimat dan 2 alinea. Rata-rata per kalimat mengandung 40 kata
Penuturan sejarah kebijaksanaan pengauran air dalam contoh tersebut sangat panjang dan tidak efektif. Pada kotak berikut adalah hasil editing pertama dengan catatan bahwa editing ini bisa saja salah paham dengan apa yang dimaksud oleh penulis, karena itu editor harus melakukan konsultasi dengan penulis bersangkutan.
Kebijaksanaan pengelolaan air irigasi, yang diawali oleh Inpres No. 1, 1969 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan pengelolaan air irigasi untuk budidaya pertanian. Pengaturan pengelolaan air irigasi kemudian diperkuat melalui UU No. 11, 1974 yang menyebutkan bahwa negara berwenang dalam menata dan melindungi penggunaan air. Dalam pelaksanaannya, pemerintah mengeluarkan PP No. 22, 1982 yang kemudian disusl oleh Inpres No. 2, 1984 yang memberikan arah kepada pemerintah daerah untuk membimbing organisasi petani dalam penggunaan air irigasi bagi penanaman padi. Atas dasar itu, Menteri Dalam Negeri menerbitkan Permendagri No. 12, 1992 tentang pembentukan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Catatan: 94 kata, 12 baris, 4 kalimat dan 1 alinea. Rata-rata per kalimat mengandung 23 kata.
Atau apakah begini?
Kebijaksanaan pengelola air irigasi ditetapkan adalah pemerintah. Hal ini dinyatakan dalam Inpres No. 1, 1969 yang kemudian diperkuat oleh UU No. 11, 1974. Dalam pelaksanaannya, pemerintah mengeluarkan PP No. 22, 1982. Kemudian, pemerintah menerbitkan Inpres No. 2, 1984 yang memberikan arah kepada pemerintah untuk membimbing petani dalam penggunaan air irigasi. Atas dasar itu, Menteri Dalam Negeri menerbitkan Permendagri No. 12, 1992 tentang pembentukan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Catatan: 66 kata, 8 baris, 5 kalimat dan 1 alinea. Rata-rata per kalimat mengandung 13 kata.
Atau ini?
UU No. 11, 1974 menetapkan bahwa negara berwenang dalam mengatur dan mengelola air irigasi. Tetapi, Inpres No. 2, 1994 menyerahkan pengelolaan air irigasi tersebut kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Catatan: 30 kata, 4 baris, 2 kalimat dan 1 alinea. Rata-rata per kalimat mengandung 15 kata.
Atau?
Pengelolaan air irigasi yang semula merupakan wewenang pemerintah (UU No. 11, 1974) kini diserahkan kepada petani (Inpres No. 2, 1994).
Catatan: 21 kata, 2 baris, 1 kalimat dan 1 alinea.
Jumat, 18 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar